Untuk mencari penyebab timbulnya kumis pada wanita perlu adanya evaluasi oleh dokter, bukan untuk menghilangkannya dengan pergi ke salon. Dan apakah kondisi tersebut memang disebabkan oleh penyakit berbahaya atau tidak.
Sebenarnya apa penyebabnya? Beberapa faktor, misalnya kelainan genetik pada kelenjar adrenal, atau adanya tumor di indung telur atau kelenjar adrenal. Selain itu, penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid, atau punya kebiasaan berolahraga berlebihan, juga dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon androgen. Kondisi akibat hormon ’bikin ulah’ ini biasa disebut hiperandrogen.
Kelebihan androgen. Bila pada pria hormon androgen diproduksi di testis, maka pada wanita hormon ini diproduksi antara lain di kedua indung telur dan kelenjar adrenal. Jenis dan jumlahnya berbeda. Pada wanita, kadar hormon androgen hanya boleh ada maksimal 10% dibanding pada pria. Jadi, bila pria memproduksi hormon androgen 6-8 mg per hari, misalnya, maka wanita seharusnya hanya memproduksi kurang dari 0,5 mg per hari. Kadarnya memang sulit dinyatakan dengan pasti, karena nilainya berfluktuasi bergantung pada usia, siklus haid dan status menopause wanita yang bersangkutan.
Jika penyebabnya adalah faktor genetik, tentunya tanda-tandanya bisa dikenali sejak remaja, dimulai pada masa puber. Pada masa inilah hormon mulai bekerja. Tapi, bukan berarti wanita yang mengalami kondisi di bawah ini, langsung didiagnosis hiperandrogen. Dan, kalaupun mengalami, tiap wanita juga dapat mengalami kondisi yang berbeda satu sama lain. Misalnya, ada yang tumbuh kumis, berbulu banyak, atau ada juga yang berbadan kekar.
Kondisi ini tidak membahayakan kesehatan tubuh. Hanya, seringkali wanita merasa tidak nyaman dengan keadaan ini, sehingga mencari cara untuk menanganinya. Akan tetapi beda jika gejala tumbuh rambut yang lebih lebat atas bibir pada saat wanita sudah tua, atau usia sudah 45 tahun keatas. Pada wanita tua, bisa dipertimbangkan untuk dicari kemungkinan-kemungkinan akibat penyakit yang serius.
Yang bisa kita ingat, gangguan hormon androgen ini tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan menggunakan obat-obatan atau suplemen hormon tertentu. Namun demikian, beberapa jenis obat tersebut tidak boleh digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.
Mengingat setiap wanita adalah unik, bersikaplah terbuka, baik pada suami maupun dokter Anda, tentang semua gejala dan perubahan yang terjadi pada tubuh Anda. Dukungan suami akan berperan besar dalam mengurangi rasa cemas dan stres yang Anda rasakan. Sedangkan kerja sama yang baik dengan dokter akan amat membantu dalam hal memutuskan tindakan yang terbaik bagi kepentingan kesehatan dan kenyamanan Anda.
0 komentar:
Posting Komentar