CHENNAI, KOMPAS.com - Perusahaan kondom asal India, TTK Group, berambisi untuk kembali menguasai pangsa pasar di negara tersebut, setelah sebelumnya pecah kongsi dengan perusahaan farmasi asal Inggris, Reckitt Benckiser Group pemegang merek Durex.
Chairman TTK Healthcare Ltd Jagannathan menuturkan akibat pecah kongsi, penjualan TTK Group turun drastis.
Untuk itu, perseroan menargetkan bisa mengekspor hingga 1 miliar kondom dalam 2 tahun ke depan, dari saat ini sebanyak 300 juta kondom. Gara-gara pecah kongsi tersebut, saat ini pangsa pasar perseroan di negara terpadat kedua di dunia itu hanya 7 persen, dari sebelumnya 47 persen, saat masih memproduksi kondom Durex dan Kohinoor.
"Untuk itu, kami ingin mencapai pangsa pasar yang sama dengan Durex dan Kohinoor, di mana mereka membutuhkan waktu selama 50 tahun untuk mencapai pangsa pasar sebesar itu,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Selasa (26/11/2013).
Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan beriklan secara besar-besaran. Perusahaan yang berbasis di Chennai itu juga ingin mengembalikan keuntungan perusahaan, setelah kehilangan hak menggunakan merek Durex milik Reckitt’s.
Lepasnya merek tersebut sekaligus juga membuat pangsa pasar ekspor perseroan, seperti ke Inggris, Timur Tengah, Australia, Russia, dan tentunya di India sendiri, di mana penggunaan alat kontrasepsi meningkat tajam.
Khusus untuk pangsa pasar India, di mana penjualan kondom mencapai 1,8 miliar unit per tahun, produk yang dikembangkan TTK Healthcare, Skore juga berhadapan dengan kompetitor lokal seperti Manforce dan Kama Sutra.
Manforce diproduksi oleh Mankind Pharma Ltd dan sejauh ini mengontrol pangsa pasar sekitar 28 persen. Sementara itu, merek Kama Sutra dibuat oleh Raymond Ltd. dan menguasai 17 persen pasar India.
Pendapatan TTK dari bisnis kondom diperkirakan turun 60 persen menjadi 200 juta rupees pada akhir Maret 2014.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar